26 Jul 2012

seharusnya, tidak ada mawar yang tumbuh di tegarnya karang


"tidak ada angka sial, tegar. kalaupunan dikumpulkan seluruh kesialan angka itu sepanjang tahun, tidak akan cukup menandingi kebahagi keluarga kecil kami."- Nathan

"bukankah semua itu sederhana? bukankah masalah itu amat sederhana? meski harus membuat hatiku lebur berkeping-keping." -Tegar

"apakah aku punya kesempatan?"

rosie menatapku sendu. terdiam
"apakah aku punya kesempatan, ros?"
rosie menunduk. terdiam
"aku tidak akan pernah punya kesempatan, bukan? aku tahu itu." aku mengangguk pelan. amat pelan. menyeka mata yang memerah.
membuang ingus. mengerti semuanya.
itu percakapan angan-angan. tidak pernah terjadi. kalaupun terjadi, bukankah demikian pula yang akan terjadi? 

"Rosie tidak pernah mengerti apa perasaanya kepadamu, dan sebelum dia benar-benar mengerti Nathan datang dengan pesonanya. membuatnya seolah-olah mengerti. dia menerima Nathan. dan kau? kau terlempar jauh sekali. apa yang oma bilang tadi tentang kesempatan? kau tidak pernah berani membuat kesempatan itu dengan tanganmu. kau kalah. dan aku sungguh keliru, ternyata Rosie juga tidak pernah punya keberanian untuk membuat kesempatan dengan tangannya."- Oma


"apa arti cinta bagi ibu?" Anggrek bertanya sekali lagi
"persahabatan." Rosie menjawab lirih
Suara hujan menerpa atap resor terdengar berirama.
"apakah kita akan datang ke pernikahan Om Tegar, Ibu?"
senyap. Rosie tidak menggeleng. tidak juga menjawab


"dua puluh tahu kelak, aku pasi menyesali telah melakukan ini, Tegar. tetepi, dua puluh tahun kelak juga, aku pasti lebih menyesalinya jika tidak melakukannya." Sekar menahan tangis, tubuhnya bergetar, satu tangannya yang lain meraih lenganku, menatapku, 
"menikahlah dengan Rosie, Tegar. menikahlah. pagi ini aku paham, aku mengerti, kalian ditakdirkan bersama sejak kecil. aku sungguh akan belajar bahagia menerimanya, dan itu akan lebih mudah dengan pemahaman yang baru. aku akan baik-baik saja. menikahlah!"- Sekar

tulisan di atas merupakan beberapa kutipan dalam novel Sunset Bersama Rosie, Tere Liye. saya berhenti membaca novel ini pada sepertiga halaman terakhir, setelah dengan tidak sabar membaca endingnya. cerita dalam novel ini berakhir dengan bisa saja bahagia, bisa saja sangat menyakitkan. tergantung kita melihat dari sisi tokoh yang mana.
bom Bali 2 diangkat sebagai latar cerita ini. sebuah peristiwa yang mampu meledakkan kembali semua perasaan di masa lalu. yang membukakan pintu pada sebuah kesempatan. baca saja kutipan di atas. saya rasa cukup untuk menjelaskan cerita nivel ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar